Hanya Cerita Fiktif - Di balik gemerlap acara komunitas, di balik tawa dan kebersamaan, tersembunyi api kecil yang perlahan membesar. Api itu adalah gengsi, yang membara di hati beberapa anggota. Mereka berlomba-lomba menunjukkan siapa yang paling hebat, paling berpengaruh, paling disegani.
![]() |
Tetap Dalam Misi Persaudaraan Selamanya - Bahagia Bersama Panther Mania |
Awalnya, persaingan itu tampak sehat, memacu semangat untuk berkontribusi lebih baik. Namun, seiring waktu, batas antara kompetisi dan permusuhan semakin kabur. Pertemuan komunitas berubah menjadi ajang unjuk gigi, di mana setiap orang berusaha mendominasi percakapan dan mengalahkan yang lain.
"Lihat mobilku, lebih baru dari punyamu!" seru seorang anggota, memamerkan kendaraannya yang berkilauan.
"Pengalamanku di komunitas ini jauh lebih banyak darimu," timpal yang lain, meremehkan kontribusi anggota baru.
"Aku yang paling sering membantu acara komunitas," sahut yang lain, seolah menghitung jasa.
Kata-kata itu, meski terdengar sepele, menyisakan luka di hati. Anggota lain merasa diabaikan, diremehkan, dan tidak dihargai. Suasana hangat komunitas pun berubah menjadi dingin dan penuh kecurigaan.
Perpecahan mulai terjadi. Kelompok-kelompok kecil terbentuk, masing-masing dengan pemimpin dan pengikutnya. Mereka saling sindir, saling menjatuhkan, dan saling berlomba untuk mendapatkan perhatian. Acara komunitas yang dulu dinanti-nanti kini terasa hambar, tanpa keakraban dan kehangatan.
Di tengah kekacauan itu, seorang anggota senior hanya bisa menggelengkan kepala. Ia teringat tujuan awal komunitas ini didirikan: untuk menjalin persaudaraan, saling membantu, dan berbagi minat yang sama. Namun, kini, tujuan itu seolah terlupakan, terkubur di bawah tumpukan gengsi dan ego.
"Apakah kita akan membiarkan komunitas ini hancur karena hal sepele?" tanyanya dalam hati.
Ia pun memutuskan untuk berbicara, dengan suara lembut namun tegas. "Saudara-saudaraku," ucapnya, "ingatlah tujuan kita berkumpul di sini. Kita bukan di sini untuk bersaing, melainkan untuk bersaudara. Kita bukan di sini untuk meninggikan diri, melainkan untuk saling membantu. Mari kita kubur dalam-dalam gengsi kita, mari kita buka hati kita untuk saling memaafkan."
Kata-katanya menembus hati para anggota. Mereka tersadar betapa bodohnya persaingan ini. Mereka ingat betapa indahnya kebersamaan yang pernah mereka rasakan. Perlahan, mereka mulai saling memaafkan, saling merangkul, dan saling mendukung. Api gengsi pun padam, digantikan oleh cahaya persaudaraan.
"Jika tidak suka dengan personil tidak perlu juga tidak suka dengan komunitasnya, masih banyak anggota yang baik dan tulus tapi diam menahan diri."
Komunitas adalah rumah kita bersama. Jangan biarkan perbedaan pendapat atau persaingan kecil merusak keindahan rumah kita. Mari kita jaga kebersamaan ini, mari kita rawat persaudaraan ini, agar komunitas ini tetap menjadi tempat yang nyaman dan hangat bagi kita semua.
Yuk tinggalkan jejak mu dengan menulis komentar di bawah ini ya, salam seduluran saklawase & salam satu aspal - PM3698